SEKOLAH PEMIMPIN NASIONAL ICMI



SPN ICMI adalah program unggulan Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia. ICMI bekerjasama dengan QSP (Qodari School of Politics) dalam menyelenggarakan SPN ICMI ini.
SPN ICMI adalah program unggulan Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia. ICMI bekerjasama dengan QSP (Qodari School of Politics) dalam menyelenggarakan SPN ICMI ini.
Kelahiran ICMI bukankah sebuah kebetulah sejarah belaka, tapi erat kaitannya dengan perkembangan global dan regional di luar dan di dalam negeri. Menjelang akhir dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an, dunia ditandai dengan berakhirnya perang dingin dan konflik ideologi.
Kelahiran ICMI berawal dari diskusi kecil di bulan Februari 1990 di masjid kampus Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Dari forum itu kemudian muncul gagasan untuk mengadakan simposium dengan tema "Sumbangan Cendekiawan Muslim Menuju Era Tinggal Landas".
Dari hasil pertemuan tersebut muncul ide untuk membentuk wadah cendekiawan muslim lingkup nasional. Para mahasiswa, diantaranya; Imaduddin Abdurrahim, M. Dawam Rahardjo dan Syafi'i Anwar menghadap Menristek Prof. B.J. Habibie dan meminta beliau memimpin cendekiawan muslim dalam lingkup nasional.
Sebagai pribadi, Prof. B.J. Habibie bersedia namun sebagai menteri harus meminta izin Presiden Soeharto. Dia juga meminta agar pencalonannya dinyatakan secara resmi melalui surat dan diperkuat dengan dukungan secara tertulis dari kalangan cendekiawan muslim. Sebanyak 49 orang cendekiawan muslim menyetujui pencalonan B.J. Habibie.
Pada tanggal 27 September 1990, B.J. Habibie memberitahukan bahwa usulan sebagai pimpinan wadah cendekiawan muslim itu disetujui Presiden Soeharto. Wadah cendekiawan muslim itu diberi nama "Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia" disingkat ICMI.
Tanggal 28 September 1990, sejumlah cendekiawan muslim bertemu lagi dalam rangka persiapan simposium yang diselenggarakan bulan Desember.
Tanggal 7 Desember 1990 merupakan lembaran baru dalam sejarah Indonesia. Secara resmi Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dibentuk di Malang. Saat itu juga secara aklamasi disetujui kepemimpinan tunggal dan terpilih Prof. B.J. Habibie sebagai Ketua Umum ICMI pertama.
Pemimpin yang handal & berkualitas dan memiliki kemampuan public relations tidak lahir tiba-tiba. Hanya dengan mengetahui cara dan teknik serta latihan yang benar, seseorang dapat menjadi pemimpin yang handal dan memiliki kemampuan public relations handal dan berkualitas.
Kemampuan ini sangat diperlukan oleh orang yang ingin sukses berkarir dilembaga pemerintahan, lembaga legislatif (DPR, DPD, DPRD) atau perusahaan.
Selama 5 hari 4 malam, SPN ICMI mengajak peserta mengikuti workshop bagaimana menguasai cara dan teknik serta latihan yang benar menjadi pemimpin dan memiliki kemampuan public relations yang handal & berkualitas.


Next
Previous